Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 22 Januari 2018

2Sam 5:1-7,10
Mzm 89:20-22,25-26
Mrk 3:22-30

Terpecah-belah

Kalau suatu kerajaan terpecah pecah , kerajaan itu tidak dapat bertahan. – Mrk 3:24

Strategi penjajah yang paling berhasil dilakukan di Indonesia adalah “devide et impera”, yaitu memecah-belah. Strategi ini berhasil karena ada orang-orang yang memang ingin mengkotak-kotakan atau memisahkan, bahkan membenturkan beberapa kelompok. Anehnya, cara ini justru sekarang dipakai oleh bangsa kita untuk melawan bangsanya sendiri.

Kita mungkin lupa bahwa bangsa ini pernah terjebak dalam masa lalu yang penuh konflik dan sekarang seharusnya menuju menjadi bangsa yang merdeka serta bermartabat. Nampaknya kita lupa bahwa perpecahan hanya mengakibatkan kekalahan.

Para pendiri bangsa berusaha mati-matian menyatukan setiap perbedaan. Mereka berjuang untuk menyamakan persepsi, karena dengan jalan itulah ada kerja sama yang membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar.

Injil hari ini mengingatkan tentang bahaya perpecahan. Mungkin ini menjadi tugas kita di awal tahun ini untuk membawa perdamaian dan kerja sama yang dilandasi saling percaya dan saling mendukung. Mari kita berani bersuara untuk menyerukan persatuan, karena kita tahu dalam persatuan ada rahmat Tuhan menyertai. Seperti yang disabdakan Yesus: Jikalau ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, maka di situ Aku hadir.”

Teman, mari suarakan persatuan. (An)

Sudahkah saya membagikan semangat perdamaian dan kesatuan kepada orang-orang di sekitar saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *