Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 24 Februari 2108

Ul 26:16-19
Mzm 119:1-2,4-5,7-8
Mat 5:43-48

Kesellll…

Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. – Mat 5:43

Seorang rekan kerja di kantor begitu menjengkelkan karena menurut saya, dia tidak bisa bekerja dengan baik. Idealnya, keberadaannya membuat pekerjaan saya menjadi cepat selesai. Tapi yang terjadi justru kebalikannya, pekerjaan saya seakan tidak selesai karena dia berulang kali melakukan kesalahan yang sama. Setiap kali ditegur sepertinya hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Saya jadi marah-marah terus. Untungnya, bukan hanya saya yang kesal, tapi banyak rekan lain yang juga tidak nyaman dengan dirinya.

Hingga suatu kali saya mengutarakan perasaan saya kepada seorang teman. Teman ini justru mengingatkan saya untuk bersyukur karena Tuhan mengirimkan orang tersebut sebagai rekan kerja, karena mungkin Tuhan sedang membentuk karakter saya untuk menjadi pribadi yang sabar dan rendah hati. Apa yang disampaikan teman saya membuat saya merenung dan memutuskan untuk belajar menerima kekurangannya dalam pekerjaan. Tidak hanya itu, saya juga belajar melihat kelebihan yang dimiliki.

Lewat kejadian itu, saya disadarkan kembali bahwa manusia jauh dari sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Orang-orang dengan berbagai karakter yang Tuhan hadirkan di sekeliling kita bertujuan untuk membentuk pribadi kita.

Teman, bacaan hari inipun memberi nasehat agar kita tidak membenci orang yang memusuhi kita, tapi justru belajar untuk tetap mengasihi, bahkan berdoa bagi mereka. Karena itu kita membutuhkan rahmat Tuhan untuk mampu melakukan apa yang Tuhan mau. Ingat, Tuhan yang terlebih dulu mengasihi kita. (Ar)

Mampukah saya mengasihi orang yang memusuhi saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *