Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 09 September 2017

Kol 1:21-23
Mzm 54:3-4,6,8
Luk 6:1-5

HUKUM TAURAT

Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat? – Luk 6:2

Saat Yesus berkarya, bangsa Israel menetapkan dua hukum yaitu hukum yang dibuat oleh pemerintah Romawi dan Hukum Taurat. Ketika berurusan dengan aparat negara, digunakan Hukum Romawi; tetapi untuk kehidupan sehari-hari, digunakan Hukum Taurat.

Banyak orang yang melakukan hukum agama karena merasa dengan menjalankannya mereka semakin dekat dengan Allah. Padahal tidaklah demikian, Hukum Taurat memang harus dijalankan, tetapi Hukum Kasih harus didahulukan. Karena menurut Hukum Taurat, kita semua binasa karena dosa, tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya dengan menjadikan Putra-Nya sebagai tebusan. Artinya, Hukum Kasih Allah lebih tinggi daripada Hukum Taurat.

Kita sering terjebak dan terlalu berfokus pada soal “dosa” atau “tidak dosa”. Kita lupa bahwa pesan kasih Tuhan jauh lebih penting dari hukum itu sendiri. Bagaimanapun juga, manusia jauh lebih berharga daripada hukum. Hal ini tidak berarti bahwa kita boleh melanggar hukum karena alasan kasih. Allah tidak menghilangkan hukum, tetapi memberikan pengganti untuk menanggung akibat dari hukum itu.

Hukum dan kasih seperti mata uang yang berbeda sisi, namun tak dapat dipisahkan. (An)

Bagimana pengertian saya tentang bacaan hari ini?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *