Di manapun, kapanpun dan siapapun pasti sering mengalami kekhawatiran meskipun sudah hidup di dalam Tuhan. Para pelajar pada umumnya khawatir mengenai hasil ujian atau pilihan karirnya di masa depan, sedangkan para pekerja khawatir mengenai pasangan ataupun panggilan hidup, jenjang karir dan job security-nya karena situasi ekonomi yang tidak menentu. Para pasutri muda maupun tua juga pada umumnya khawatir akan masa depan anak-anak mereka karena dunia yang semakin penuh dengan tantangan. Kitapun tidak terkecuali, bahkan di saat kita rasa sudah melakukan yang terbaik kita sering bertanya-tanya, “Have I done enough?”

Apapun bentuknya, rasa khawatir yang sering kita rasakan adalah sesuatu yang normal. Ini terjadi karena kita sering tidak mengerti akan masa depan kita dan sering melihat kemungkinan terburuk dari apa yang akan terjadi daripada fokus kepada hal-hal yang positif. Alasan lainnya adalah mungkin karena sering membandingkan diri dengan orang lain lalu merasa minder karena tidak memiliki kemampuan apa-apa dan menimbulkan rasa cemas. Sangat mudah untuk suatu kekhawatiran mendorong munculnya banyak kekhawatiran lain yang sering menghimpit hidup kita. Yang Tuhan inginkan dalam hidup kita adalah agar supaya kekhawatiran tidak membuat kita kehilangan fokus dan semangat hidup. Justru Dia mau agar kita menjadikan segala kekhawatiran kita sarana untuk terus mendekat kepadaNya hingga akhirnya kita boleh keluar menjadi seorang pemenang (Mazmur 55:23). Tuhan selama tidak akan pernah membiarkan orang yang benar goyah.

Menurut pengalaman pribadi saya, ada tiga hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kekhawatiran:

  • Berserah terhadap Tuhan dan selalu bersyukur. Ini mungkin salah satu jawaban paling universal untuk semua masalah hidup orang Kristiani. Saya yakin Tuhan menaruh perhatian khusus terhadap perihal kekhawatiran. Dia dengan tegas menyatakan bahwa Dia akan memelihara kita sampai semua hal-hal yang terkecil dalam hidup kita (Matius 6:34). Bukan hanya itu, Tuhan juga sudah menjanjikan masa depan yang penuh harapan kepada kita (Yeremia 29:11). Jadi, mari kita mau belajar untuk terus berserah terhadap Tuhan dan percaya bahwa rencana-rencanaNya jauh melebihi rencana dan akal budi kita. Mari kita belajar mengatasi kekhawatiran kita dengan terus mengucap syukur. Dengan selalu mengingat kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita iman kita boleh terus bertumbuh dan kita semakin percaya bahwa hanya Dia yang mampu memberikan yang terbaik bagi kita.
  • Stay focus on your journey and enjoy it. Kekhawatiran itu sangat berbahaya hingga seringkali membuat kita kehilangan arah meskipun kita sudah mengenal firman Tuhan (Luk 8:14). Oleh karena itu marilah kita mau belajar untuk fokus kepada tantangan dan perjalanan hidup kita sekarang (Mat 6:34). Biarlah kita fokus terhadap buah apakah yang bisa kita hasilkan dan apakah yang bisa kita lakukan untuk menyenangkan Tuhan saat ini. Apa yang terjadi hari esok, biarlah kita senantiasa bawa semua rencana dan harapan kita di dalam doa dan kepercayaan penuh bersama Tuhan.

Salah satu karunia terbesar di dalam hidup kita adalah hadirnya sahabat-sahabat di sekitar kita melalui komunitas, tempat kerja ataupun tempat studi kita. Sebagai penutup, marilah kita berjuang bersama menghadapi segala kekhawatiran kita dan keluar sebagai pemenang bersama-sama. Let’s struggle together and be the winner. Dengan rahmat Tuhan kita boleh terus ingat bahwa kita tidak akan pernah berjuang sendirian. Marilah kita terus saling mendorong dengan kata-kata yang baik yang menggembirakan hati satu sama lain dan mengalahkan kekhawatiran yang membungkukkan kita (Amsal 12:25). (VO)

F.E.A.R: Forget Everything and Run; or Face Everything and Rise. It’s all up to you.

Categories:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *