A Father's Heart

Figur bapak atau ayah kita di dunia sangat mempengaruhi pengertian dan gambaran kita akan Bapa di surga. Oleh karena ayah kita, kita punya identitas yang jelas. Ini misalnya terlihat dari nama keluarga (surname) kita yang berasal dari nama ayah kita. Selain itu, tidak jarang sifat-sifat yang ada di ayah kita juga terlihat pada diri kita. Dengan kata lain, identitas kita itu sangat ditentukan oleh pribadi ayah kita. Bagi pengikut Kristus, ada figur Ayah yang sempurna yaitu Bapa di surga. Dengan dibaptis kita menjadi bagian dari keluarga Allah. Kita mendapat identitas baru yaitu identitas surgawi. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Dengan menjadi anak Allah maka apa yang Allah miliki, juga menjadi milik kita.

Ada tiga karakter Bapa yang penting untuk kita pahami karena mempengaruhi relasi kita dengan Bapa surgawi:

    1. Our Heavenly Father is a DEPENDABLE Father.Bapa di surga adalah Bapa yang sangat amat bisa diandalkan. Apapun keadaan hidup kita, kita bisa serahkan kepadaNya dengan keyakinan penuh bahwa Bapa tidak akan mengecewakan kita. Bapa kita tahu dan pasti melakukan yang terbaik. Dalam Lukas 11:11-13 dijelaskan bahwa tidak ada ayah di dunia yang meskipun jahat tidak memberikan pemberian yang baik kepada anak-anak mereka. Terlebih lagi Bapa yang di surga. Pemazmur Daud di Mazmur 13 berseru menyampaikan keluhannya kepada Tuhan namun Daud tetap percaya Tuhan mengetahui keadaannya dan pasti akan menolong dia untuk keluar dari kekelaman dan kesulitan.
    2. Our Heavenly Father is a FAITHFUL Father.Bapa surgawi adalah Bapa yang setia. Dia tetap yang setia sampai pada akhirnya meskipun kita tidak setia. Dia setia menyertai hidup kita apapun yang terjadi. Contohnya dalam kisah Yusuf di Kejadian 39, diceritakan bahwa Yusuf mengalami hal-hal yang tidak enak: dibuang ke Mesir, difitnah, dipenjarakan. Tapi dalam segala karena keadaan, seberapa buruknya situasi Yusuf, Tuhan tidak pernah meninggalkan dia. Yusuf belajar bertekun dan setia hingga akhirnya mengalami berkat-berkat Tuhan kembali dan visi yang dia miliki akhirnya terwujud nyata. Seperti Yusuf, saat kita mendapatkan visi dari Tuhan, kita perlu belajar tetap percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita apapun situasi yang kita alami saat ini.
    3. Our Heavenly Father is a MERCIFUL Father.Kisah anak yang hilang di Lukas 15: 11-32 menggambarkan Bapa di surga yang penuh belas kasih. Bapa yang sangat merindukan rekonsiliasi. Si anak bungsu akhirnya sadar akan keadaannya yang berlumur dosa, mau bangkit, berbalik, dan bertobat. Saat bapanya melihat dia dari jauh, dia berlari mendapatkan si anak bungsu. Begitu juga Bapa di surga, Dia sangat rindu menantikan kita kembali kepadaNya. Dia sabar menunggu kita dalam doa-doa kita, dalam Sakramen Rekonsiliasi, dalam perayaan Ekaristi di gereja. The moment we turn our back to Him, He is there.

Dalam hubungan kita dengan sesama, ketiga karakter Bapa ini juga menjadi cerminan buat kita:

      • How dependable are you?”Being dependable means that we do WHAT we have said we would do WHEN we said we would do it and in the BEST way we can.”Apakah kita bisa dipercaya dan diandalkan dalam perkataan, sikap dan perbuatan kita?
      • How faithful are you?Apakah kita setia dalam doa-doa kita? Apakah kita juga tekun berpegang pada visi yang Tuhan berikan, meskipun seakan-akan mustahil?
      • How merciful are you?Sudahkah kita menjadi seseorang yang merindukan rekonsiliasi di antara hubungan dengan sesama kita? Sudahkah kita memulai dengan belajar mengampuni?

 

(Try Sulysto, summarised by Felicia Novana)

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *