Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 30 Oktober 2015

Rm 9:1-5
Mzm 147:12-15,19-20
Luk 14:1-6

YANG TERUTAMA

Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak? – Luk 14:3

Semakin mengenal pribadi Yesus, berarti juga semakin mengenal kehendak dan kerinduan hati-Nya yang terdalam.Menjadi murid Yesus berarti menjadi serupa dengan-Nya, baik dalam pikiran, perkataan, perbuatan, maupun kerinduan. Namun tidak banyak yang sampai kepada apa yang menjadi kerinduan Yesus.

Para murid berlomba-lomba menjadi terlihat hebat. Mereka belajar dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yesus namun semuanya itu hanya untuk memuaskan kekosongan hati mereka semata. Mereka hampir selalu berada dimana Yesus berada, namun mereka tetap tidak bisa melihat bahwa yang terutama bagi Yesus adalah belas kasih kepada sesama.

Rasul Paulus sangat mengerti hal ini. Bahkan secara ekstrim ia mengatakan dalam suratnya di Roma, “Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku…” Hal yang paling Paulus jaga dan banggakan adalah keintimannya dengan Yesus. Inilah harta yang paling bernilai baginya.Tapi, harta yang paling bernilai inipun menjadi tidak berarti dibandingkan belas kasihnya kepada saudara-saudaranya.

Demikian juga yang dilakukan oleh Yesus ketika Ia rela terpisah dengan Bapa demi belas kasih-Nya kepada kita dengan cara memikul dosa kita di atas kayu salib. Sekali lagi, Yesus mengajarkan orang Farisi bahwa belas kasih kepada sesama lebih penting dan lebih berarti dibandingkan dengan hukum yang berlaku. (Al)

Apakah belas kasih kepada sesama sudah menjadi hal utama dalam hati saya, lebih dari pelayanan, aturan, harga diri, bahkan perasaan dominan lain dalam hati saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *