Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 31 Juli 2018

Yer 14:17-22
Mzm 79:8-9,11,13
Mat 13:36-43

Telinga untuk mendengar

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! – Mat 13:43

Belakangan ini saya baru menyadari satu hal… Jika kita makan di restoran, biasanya pelayan akan mengulang pesanan kita sesudah kita selesai memesan. Tapi kenyataannya, saya tidak pernah mendengarkan dengan sungguh-sungguh, sehingga beberapa kali kejadian ternyata makanan yang diantar ke meja kami berbeda dengan yang kami pesan. Awalnya saya berpikir ini pasti kesalahan si pelayan yang mencatat pesanan kami. Namun karena kejadian ini terjadi tidak hanya satu kali, saya mulai berefleksi dan saya menyadari kalau kesalahan ada pada diri saya. Saya tidak mendengarkan dengan serius ketika pesanan dibaca ulang.

Jika saya renungkan lebih jauh, saya bisa menemukan penyebab saya tidak sungguh-sungguh mendengarkan adalah karena suara bising di sekeliling sehingga saya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan sang pelayan. Atau kadang memang karena saya sendiri sudah malas untuk mendengar ulang.

Mungkin kegiatan mendengarkan memang bukan sesuatu yang menyenangkan bagi banyak orang. Tidak banyak orang yang tahan duduk hanya untuk mendengarkan. Kita lebih senang memilih untuk sibuk melakukan sesuatu daripada hanya mendengarkan.

Bacaan hari ini bisa menjadi teguran bagi kita. Dalam relasi kita dengan Tuhan, apakah kita sudah sungguh-sungguh mendengarkan Dia? Sudahkah kita memberikan waktu kepada Tuhan untuk berbicara kepada kita? Apakah kita mendengar dengan sikap yang benar sehingga kita tahu dan mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya? (Jc)

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *