Beberapa waktu lalu saat saya kembali ke Indonesia, saya berbincang-bincang dengan salah satu saudara / pembimbing rohani saya yang aktif melayani dan menyerahkan segenap hidupnya untuk Tuhan. Sejam saya bercakap-cakap, beliau tiba-tiba memberikan nasihat.

Banyak yang melakukan pekerjaan pelayanan Tuhan, tetapi sedikit yang meluangkan waktu untuk sungguh-sungguh mengenal Tuhan.

Saat itu sontak saya kaget. Perkataan itu menegur saya dengan keras. Apakah selama ini saya hanya melayani Tuhan tapi lupa untuk meluangkan waktu bagi-Nya? Pelayanan itu terkadang begitu banyak, begitu menguras otak sampai-sampai kita lelah dan justru lupa untuk berdiam bersama Tuhan. Padahal sebenarnya yang terpenting dan terutama adalah mengenal dan mengetahui kehendak Dia supaya kita dapat melayani Dia dengan cinta yang tulus.

Tanpa pengenalan akan Dia yang mendalam, maka pelayanan kita hanya akan sebatas pelayanan sebagai tanggung jawab, bukan pelayanan dengan kasih atau pelayanan dengan kerendahan dan keterbukaan hati. Lama kelamaan kita akan menjadi salah fokus. Fokus yang seharusnya hanya tertuju kepada Tuhan menjadi tertuju kepada komunitas dan orang-orang di sekitar kita, hingga lama kelamaan kita pun menjadi lelah. Dan seringkali akhirnya kita merasa tersakiti, tidak dihargai dan kita pun pergi. Mungkin beberapa keluh kesah ini terdengar tidak asing:

  • “Padahal kalau kita melayani untuk Dia dengan sungguh-sungguh, maka kita tidak akan merasa tidak dihargai, kita akan selalu merasa bahagia.”
  • “Sakit hati yang kita rasakan itu adalah karena kita mencoba untuk memuaskan orang lain, mengikuti kemauan mereka.”

Di sinilah saya mau mengajak kita semua untuk refleksi Kembali lagi pertanyaan yang paling mendasar: Mengapa kita menerima suatu pelayanan? Apakah karena merasa ditekan atau merasa tidak enak dengan orang lain apabila menolak? Atau karena membutuhkan suatu benchmark dalam mengukur tingkatan iman kita?

Pelayanan memang adalah salah satu sarana terbaik untuk dapat lebih mengenal Tuhan dengan lebih intim. Tetapi sangatlah penting untuk kita belajar agar selalu mencari motivasi yang benar, yaitu melayani semata-mata sebagai ungkapan cinta kita dan keinginan kita untuk mengikuti kehendak-Nya. Marilah kita bersama-sama belajar juga untuk terlebih dahulu secara rutin mengenal Dia terus lebih dalam lagi, membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dengan Tuhan, supaya kehidupan pelayanan kita selalu tertuju kepada-Nya dan kita tidak akan merasa kecewa dan sakit hati (VO)

Tuhan Memberkati.

Categories:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *