Okay, shall we talk about the art of postponing? Briefly, Tuhan tidak suka kita menunda-nunda tanggung jawab kita. Menunda-nunda itu kadang beda tipis sama kompromi. Dalam 2 Samuel 20, kita melihat akibat dari menunda-nunda yang sangat besar. Amasa, panglima perang Daud ditugaskan untuk menangkap pemberontak Seba Bin Bikri dan dikasi deadline siapin pasukan dalam 3 hari. Lalu karena ga dikerja-kerjain akhirnya Seba menjadi semakin berbahaya dan Amasa kehilangan nyawanya di tangan Yoab. Ngeri juga ya, hanya karena menunda nyawa kita melayang.

Kita juga mau reflect dari Mazmur 70:2 Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, ya TUHAN! Kalau pas lagi ada masalah, minta Tuhan buat cepet-cepet lepasin dari masalah tapi sering kalau Tuhan mau kita do something atau pas dikasih tanggung jawab, suka bilangnya “Ah, nanti aja lah.”

Our God is so loving, He’s always there to bless us. Sometimes, it is through us postponing that akirnya kita ngerasa Tuhan ga bekerja. Pernah nggak pas Tuhan minta kita do something, tapi karena kebebalan kita, kita menunda-nunda dan akhirnya ga sesuai harapan. Ujung-ujungnya kita ngomel ke Tuhan.

Aku pernah disuruh Tuhan bangun pagi buat doa tapi ngantuknya ga tahan. Ya sudahlah kompromi ke Tuhan bilang malem aja ya Tuhan, pasti kok. Eh, ternyata malemnya pulang sel korsel udah capek dan doanya cepet-cepet. Belum lagi baca Firman. Terus lainnya, disuruh ke Rekonsiliasi tapi fokus sama kegiatan lain dan akhirnya ga sempet dan hidup dengan perasaan ga enak seharian. Padahal mungkin Tuhan mau tell us something that time tapi karena kitanya, akirnya ga kesampean.

Males-malesan emang jauh lebih enak daripada kerja tapi that’s the time when we actually miss an opportunity. Dulu pernah juga kalo acara komunitas, sukanya berangkat mepet2 padahal sudah siap. Eh, ternyata di tengah jalan ada kecelakaan mobil jadi macet dan miss the PW session. Atau mau rekam video buat retret but kompromi next week aja karena jauh, eh ternyata next weeknya hujan deres dan banjir di Indo.

Sekali menunda biasanya akan terus ditunda. Biasanya udah tau harus bangun pagi karena kerja tapi jari suka nakal dan terus-terusan pencet Snooze button. Akirnya telat dan seharian jadi ga enak sama bos.

Finally, kalau kita tahu harus kerjain something tapi males dan banyak kegiatan lain, just do it. Kalau kita mundur-mundurin karena alesan masih banyak waktu, tunggu deketan aja, ntar juga ada orang lain yang bisa kerjain, itu udah menunda-nunda dan ya setengah kompromi. Kalau kita terdorong buat berdoa, PW, pergi ke Ekaristi, atau baca Firman, stop whatever you do and do it straightaway.

Ga kebayang kalau Tuhan juga pake alesan itu ke anak-anakNya. “Ntar aja ya Vito, masih banyak waktu.” (VO)

Categories:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *