To be or NOT to be

Di hari pertama tahun financial yang baru ini, Riko Ariefano, datang dari Keuskupan Agung Jakarta untuk mengigatkan kita akan hal-hal yang sering membuat kita melewatkan jawaban Tuhan atas doa-doa kita.

Bagaimana caranya supaya tidak melewatkan jawaban Tuhan dalam hidup kita? Nah sebelumnya kita harus tahu dan paham dulu kalau ada tiga macam kehendak Tuhan:

  1. Providential will of God (kehendak Allah yang pasti terjadi) kita suka tidak suka, mau tidak mau, itu pasti terjadi.
  2. Moral will of God (segala sesuatu di dalam kitab suci yang dimulai dengan thou shall not) ini merupakan God’s revealed will supaya kita hidup dalam kemurnian dan kebenaran demi kebaikan setiap dari kita.
  3. Personal will of God, ini terjadi pada saat kita berdoa ‘aku harus pilih yang mana ya Tuhan?’

The more familiar we are with the providential will of God and the more we follow the moral will of God, the easier it will be for us to understand the personal will of God. Oleh sebab itulah discernment mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Discernment bukanlah untuk membedakan mana yang baik dan buruk karena setiap dari kita sudah tahu mana yang baik dan buruk. Discernment dibutuhkan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang dari Tuhan.

Untuk membantu kita, berikut 5 langkah dalam discernment:

  1. Conformity – kita akan tahu kalau hal itu baik atau tidak kalau hal itu selaras dengan kehendak Tuhan.
    Sebagai contoh, kalau seseorang sudah beristri dan ia mulai memiliki perasaan terhadap rekan kerja wanita di kantornya, orang ini tidak perlu discernment untuk tahu apakah Tuhan mau ia selingkuh atau ngga, karena sudah jelas Tuhan tidak akan menginginkan hal itu terjadi.
  2. Conversion – dari A dan B, mana yang membuat hatiku lebih dekat dengan Tuhan.
    Contohnya, Budi ditawarin 2 kerjaan. Kerjaan pertama gajinya $100k tapi hidupnya akan penuh dengan kesibukan, dan ia akan sulit untuk datang ke misa tiap minggu, apalagi pelayanan. Kerjaan kedua gajinya $80k namun tiap minggu ia dapat pergi ke misa dan melakukan pelayanan. Dari kedua hal ini, yang membuat hati Budi lebih dekat dengan Tuhan adalah kerjaan kedua.
    Hal yang harus diingat adalah titik pusat discernment kita adalah diri sendiri atau Tuhan? Moto Saint Ignatius Loyola (pendiri Jesuit) adalah ad majorem dei gloriam yang berarti for the greater glory of God.
  3. Consistency – Tuhan selalu menuntun kita ke hal yang konsisten dengan panggilan Tuhan buat kita yang sudah Dia tetapkan. Tuhan konsisten bukan hanya urusan pilihan tapi juga konsisten soal cara Tuhan berbicara ke kita. Ada berbagai cara Tuhan berkomunikasi dengan kita, untuk Riko, Tuhan sering berbicara dengan beliau saat misa, tepatnya setelah menerima komuni.
  4. Confirmation – konfirmasi dari Tuhan bisa datang sebelum atau sesudah keputusan terjadi. Kita harus punya iman untuk melangkah. Anne Lamott berkata ‘the opposite of faith is not doubt, the opposite of faith is certainty’. Karena hanya didalam ketidaktahuanlah kita bertumbuh.
    Salah satu bentuk konfirmasi, kalau kita berdoa dan kita dapat jawabannya X, teman kita yang sama-sama mendoakan pergumulan kita juga mendapat jawaban yg sama, biasanya itu adalah konfrimasi.
  5. Conviction – tidak akan pernah ada kepastian apakah kita harus memilih A atau B tapi kita bisa merasakan ada perasaan damai dan ketenangan yang mendalam di hati kita. Satu pesan St Ignatius Loyola adalah untuk tidak membuat keputusan di saat kita ada dalam masa desolasi karena kerap kali keputusan dalam masa desolasi adalah buah karya si jahat.

Setelah kita tahu jalan mana yang dari Tuhan, apa yang harus kita lakukan? We have to obey Him. Ketaatan adalah hal yang sulit karena banyak dari kita hanya mau tau apa kehendak Tuhan atas hidup kita dan setelah kita tahu, kita hanya pakai itu sebagai bahan pertimbangan saja, namun bukan untuk kita taati.

Amsal 3:5-6 mengatakan “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Semakin kita taat dan mencintai Tuhan maka Tuhan akan semakin menyatakan kehendakNya atas hidup kita.

Manusia pertama jatuh kedalam dosa mula-mula karena ketidaktaatan terhadap perintah Allah. Itulah sebabnya Tuhan perlu mengajar dan membentuk kita sedemikian rupa, tujuannya adalah agar kita surrender to Him fully.

Untuk saya pribadi, proses menjadi taat seutuhnya dengan Tuhan tidaklah didapat dengan gampang, Tuhan membentuk saya melalui banyak pergumuluan baik pada saat mencari pekerjaan, aplikasi permanent residency maupun pelayanan. Tapi pada saat saya menyerahkan semuanya kepada Tuhan, tangan Tuhan yang tidak kurang panjang selalu menolong dan kerap kali hasilnya selalu lebih indah dari yang saya inginkan. Setiap proses pembentukan terjadi, ayat pegangan saya adalah Amsal 3:12 “Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi”

Tuhan memberkati,
Amabel

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *