HR SP Maria Diangkat ke Surga (15/8/2021)

I. Mengenai dogma-dogma Bunda Maria:

Ada 4 dogma Maria:

  1. Maria Bunda Allah (Konsili Efesus, 431M) – 1 Januari
  2. Maria Perawan Abadi (Konsili Konstantinopel, 533M)
  3. Maria Dikandung Tanpa Noda (Paus Pius, 1854) – 8 Desember
  4. Maria Diangkat ke Surga (Paus Pius XII, 1950) – 15 Agustus

Dogma keempat ini dituang dalam ensiklik Munificentissimus Deus (Tuhan yang sangat murah hati) pada 1 November 1950, Paus Pius XII, dengan menyebutkan bahwa ini sejalan dengan ajaran pada uskup dan penulis terdahulu, menyatakan dogma ini sbb: “bahwa Bunda Allah yang tak bernoda, Sang Perawan Abadi Maria, setelah menjalani kehidupan duniawinya, tubuh dan jiwanya diangkat ke dalam kemuliaan surgawi.

Apa itu dogma? Dogma bukanlah hal baru namun adalah bagian dan pelestarian dari khazanah iman (depositum fidei) yang telah dipercayai oleh bapa-bapa Gereja.

Mengapa baru ditetapkan pada tahun 1950? Umumnya, Gereja baru menetapkan sesuatu sebagai dogma ketika beredar kesimpangsiuran.

Bagaimana sejarahnya? Hari raya tertua Maria ini diceritakan oleh banyak penulis, uskup dan para suci dari abad-abad awal. Sekitar tahun 336M, setelah selama 200 tahun Yerusalem dibersihkan dari segala hal yang berhubungan dengan Yesus oleh Kekaisaran Romawi yang akhirnya menganut Kekristenan, salah satu situs rohani yang dipugar adalah
tempat dormisi Maria.

Ketika relikui Maria hendak dikumpulkan, Patriarkh Yerusalem menyebut bahwa para rasul berkata Bunda Maria sudah diangkat ke surga. Tidak pernah ditemukan relikui Maria.

Siapa yang percaya? Bapa-bapa gereja, bahkan kalangan Protestan di masa awalpun mempercayai dan tidak memperdebatkan kenaikan Bunda Maria, yakni Martin Luther, Martin Butzer, H. Bullinger, dll.

Apakah ada di Alkitab? Pertama, pengangkatan ke surga bukan suatu hal baru, misal: Henokh (Ibr 11:5) dan Elia (2 Raj 2:11). Kedua, secara eksplisit tidak dicatat. Seperti kita tahu tidak semua kisah para rasul diceritakan dalam kitab suci, misalnya kematian Petrus, Paulus, Yohanes, sampai hal-hal lain seperti daftar isi/kanon Alkitab (ditetapkan gereja di Konsili Roma 382M), kapan wahyu Ilahi berakhir, dsb.

Namun secara implisit, ada: di antaranya di bacaan pertama kita:

(1) Sudah 600 tahun orang tidak melihat tabut perjanjian ketika disebut di Why 11:19. Maria sering disebut sebagai tabut perjanjian baru (berisi Firman Allah dalam 2 loh batu vs. Firman Allah yakni Yesus) karena tipologi (perbandingan dengan Perjanjian Lama) di Bacaan Injil hari ini (bdk. 2 Sam 6):

  • Tabut perjanjian lama juga berjalan di perbukitan Yehuda dan menginap di rumah Obed-Edom selama 3 bulan (seperti Maria),
  • Daud berkata, “bagaimana tabut Tuhan itu dapat sampai kepadaku?” (seperti Elisabet),
  • dsb.

(Lihat: https://www.catholic.com/magazine/print-edition/mary-the-ark-of-the-new-covenant)

(2) Beberapa ayat kemudian, di Why 12 diperjelas dengan penggambaran Maria sebagai seorang “perempuan” (bdk. Yoh 2:4, Yoh 19:27) di surga. Maria juga digambarkan sebagai Hawa baru (Hawa juga disebut “perempuan”). Naga/ular adalah setan, seperti di Kejadian 3:15.

II. Bunda Maria semakin mendekatkan kita kepada Kristus Kita harus ingat bahwa setiap kali kita merenungkan Bunda Maria dan dogma-dogma ini (bagian dari Kristologi), kita sedang merenungkan Kristus dan segala kemurahan, kebaikan dan kasih-Nya. Segala hal tentang Bunda Maria menunjuk dan mendekatkan kita kepada Kristus. Kita harus meneladani cinta kasih dan kesetiaan Maria kepada Yesus.

Renungkan Kesetiaan Maria:

  • Maria hadir dari awal kisah Yesus, menjawab iya (Luk 1:38) atas kehamilannya yang tidak lazim dan mungkin agak memalukan, menjadi bagian dari kisah keselamatan manusia.
  • Maria hadir dalam perjalanan sensus panjang ke Betlehem ketika tidak ada kamar untuknya saat hendak melahirkan.
  • Maria ada di situ saat tiga orang majus memberikan persembahan.
  • Maria ada saat perjalanan kabur ke Mesir, saat Simeon bernubuat bahwa hatinya akan ditembus pedang (Luk 2:35) saat mempersembahkan bayi Yesus ke kenisah bersama St Yosef.
  • Beberapa tahun kemudian ia mengalami kekacauan batin saat kehilangan dan menemukan Yesus di Bait Allah sedang berdialog dengan para ahli Taurat.
  • Maria ada di situ ketika ia meminta tolong kepada Yesus untuk melakukan mujizat pertamaNya untuk menyelamatkan teman-temannya dari malu ketika mereka kehabisan anggur di perkawinan di Kana.
  • Maria hadir berdiri bersama Yesus di bawah kaki salibNya di saat kebanyakan dari pengikut-pengikutNya meninggalkan Dia. Nubuat Simeon pun terpenuhi.
  • Maria hadir menemani para rasul setelah Yesus wafat.

Lagi dan lagi, Maria hadir untuk putraNya. Bayangkan Maria yang, di tengah segala ketidakjelasan, kebingungan dan penderitaan, terbuka penuh akan bimbingan Roh Kudus, bahkan ketika sudah dinubuatkan bahwa hatinya akan ditembus pedang.

Kenapa Maria begitu penting? Karena kisahnya menunjukkan besarnya kasih, perbuatan dan rencana Allah terhadap manusia biasa yang sangat taat dan yang dalam hidupnya selalu berserah kepada Roh Kudus di tengah banyak ketidakpastian dan tantangan. Maria juga merupakan pengikut Kristus (orang Kristiani) yang pertama.

Mungkin kita pernah berpikir: sehebat apa sih Maria? Lukas di sini menggambarkannya.

  • Bandingkan dengan Zakaria yang juga diberi kabar oleh malaikat agung Gabriel:
    • seorang imam, berumur, bijaksana, menerima kabar di rumah Tuhan, menerima kabar tentang mujizat yang sudah pernah terjadi di kitab suci, namun malah tidak percaya.
  • Sedangkan Maria:
    • seorang pemudi, awam, lebih rendah dalam umur dan pengalaman iman, menerima kabar di tempat sederhana tentang sesuatu yang belum pernah terjadi dalam kitab suci, namun percaya.
    • Ironisnya malah Maria yang percaya dengan mantap – Maria menjawab ya!
  • Mungkin ada suatu permohonan dalam doa kita yang lama belum terjawab, suatu pergumulan, dosa, masalah dalam pekerjaan, keluarga. Apakah, seperti Maria, kita benar-benar percaya bahwa segala sesuatu di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil?
  • Maria selalu setia dan menjawab iya. Bahkan para murid yang lainpun pernah ragu dalam iman mereka. Apakah kita menyerah di saat baru datang badai kecil?
  • Luk 1:38 – “lalu malaikat itu meninggalkan dia” – Maria tidak diberitahu segala sesuatunya saat itu juga, tapi ia menerima. Maria melihat kehendak Tuhan dalam hal yg tidak terduga. Apa yang sering kita lakukan apabila terjadi hal-hal yang di luar harapan/rencana kita?
  • Maria punya kehendak bebas, tetapi tidak mau kehendaknya sendiri yang terjadi. Dan ia bukannya menyerah begitu saja, tidak ogah-ogahan mengikuti kehendak Tuhan, tidak terpaksa seperti sebuah kewajiban, tidak mengeluh – tapi bersyukur (magnificat/kidung Maria di Injil hari ini). Apakah setiap hari kita sudah bertanya: apa lagi yang bisa saya lakukan untukMu?

Kita bisa melihat Maria sebagai teladan tentang bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal.

Bacaan Kedua dan pengangkatan Maria membuktikan, juga karena kesediaan Maria, bahwa kematian dan kebangkitan Yesus telah membuka pintu kehidupan kekal bagi semua orang.

Bacaan Injil mencatat Magnificat Maria: “jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku”. Bacaan Injil ini dan pengangkatan Maria sangat meneguhkan karena mengajarkan kita bahwa jika kita terbuka kepada Roh Kudus, Tuhan akan melakukan hal-hal besar kepada kita dan bersama Maria kitapun akan berbagi kehidupan kekal bersama Yesus.

Pertanyaan-pertanyaan renungan:

  • Bagaimana kesetiaan kita (sbg orang tua)?
  • Apa saja yang sudah aku lakukan dalam kehidupan sehari-hariku untuk mempersiapkan kehidupan kekal? Atau aku terlalu sibuk mengurus hal-hal sementara?
  • Maukah aku merenungkan kisah dan teladan kasih Bunda Maria terhadap Yesus, dan sudahkah aku setia pada Tuhan apalagi saat diterpa masalah dan tantangan hidup?

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *