Saya suka sekali menonton film Action, terutama film-film Superheroes. Pemeran utama film Superheroes selalu berusaha dengan sekuat tenaga menolong mereka yang lemah dan membutuhkan. Kemudian, saat ANZAC day pada tanggal 25 April kemarin, saya melihat film dokumenter tentang daerah di Perancis bernama Viller-Brettonneux yang juga menjadi daerah di mana banyak prajurit dari Australian and New Zealand Army Corps (ANZAC) gugur dalam peperangan saat Perang Dunia II. Para prajurit ini dengan gagah berani maju berperang dalam baku tembak dengan musuh untuk mempertahankan dan melindungi penduduk desa Viller-Brettonneux agar tidak dijajah oleh pihak lawan. Jika diperhatikan, seringkali pemeran utama dalam film Superheroes memiliki kekuatan atau keahlian khusus di luar manusia biasa yang mereka pergunakan untuk melawan serangan musuh. Itu sebabnya meskipun menghadapi bahaya, namun para Superheroes ini tidak dengan mudah dikalahkan. Berbeda dengan prajurit ANZAC, mereka adalah manusia biasa yang berperang dengan senjata buatan manusia mempertaruhkan nyawa untuk membela negara mereka dan negara sekutu mereka dari pihak lawan. Meskipun ada perbedaan, para Superheroes dan prajurit ANZAC memiliki motivasi yang serupa yaitu keinginan yang besar untuk menolong dan membebaskan banyak orang dari cengkeraman jahat. Mereka gigih berjuang, berani berkorban, bahkan rela kehilangan nyawa untuk membela kebenaran, yaitu agar semua orang memiliki hak untuk hidup dengan aman dan bebas dari penindasan di mana pun mereka berada.

Saya lalu teringat dengan Yohanes 15:13 yang berbunyi: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Ayat ini merupakan pesan Yesus kepada murid-muridNya. Saya sebelumnya selalu berpikir bahwa ayat ini berbicara tentang kasih Yesus yang begitu besar sehingga Dia rela berkorban mati di kayu salib bagi kita manusia. Ternyata, ayat ini pun berbicara juga kepada kita sebagai pengikut Kristus untuk berbuat perbuatan yang serupa. Seperti halnya para Superheroes dan prajurit ANZAC, kita semua dipanggil untuk memberikan nyawa kita bagi orang lain untuk keselamatan mereka. Ini tidak selalu berarti harus maju mengangkat senjata dan bertempur di medan perang, namun mengorbankan hidup dengan cara yang lain berupa pengorbanan lewat perbuatan kasih. Seperti tertulis di 1 Yoh 3: 16-18:

16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. 17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Perbuatan kasih bisa diungkapkan dengan memberikan bantuan materi bagi yang membutuhkan, menyediakan waktu bagi teman yang memerlukan dukungan moral atau bagi keluarga di tengah kesibukan pribadi, dan juga membagikan talenta kita untuk membantu orang lain, misalnya dengan membantu mengkoordinasi suatu acara atau perayaan atau mendampingi teman yang kesulitan dalam pelajaran kuliah untuk belajar, dan masih banyak hal yang lain.

Bagaimana dengan diri saya sendiri? Beranikah saya mengorbankan nyawa, memberikan hidup untuk orang lain, bahkan mereka yang tidak kita sukai? Dengan semangat kasih seperti para Superheroes dan prajurit ANZAC, mari bersama-sama belajar untuk mengasihi orang lain, agar mereka merasakan kasih Tuhan melalui diri kita dan diselamatkan dari ‘kejahatan’ – perbudakan dosa, kesepian, depresi, keputusasaan, dan ketidakberdayaan menghadapi kekejaman dunia. (FN)

Categories:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *